Makajika sahabat meriwayatkan lebih dari 1000 hadits, sahabat tersebut dikategorikan sebagai "Al-Muktsir". Berdasarkan itu, terdapat 7 sahabat Nabi yang dikategorikan sebagai Al-Muksirun (Orang-orang yang banyak meriwayatkan hadits), mereka adalah: 1. Abu Hurairah radhiyallahu anhu - 5374 Hadits. Beliau adalah sahabat Nabi yang memiliki
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID wtqT36EKLTXHFz3gyU4WzUHZNGtyyxX5WcvStlGJ2qU63txFptdyig==
- Salah satu akhlak terpuji dalam Islam adalah bersabar ketika tertimpa musibah. Semakin besar kesabaran seseorang, maka menunjukkan semakin kuat juga keimanannya di sisi Allah SWT. Musibah yang menimpa seorang muslim adalah bentuk kecintaan Allah SWT, sebagai ujian untuk menaikkan derajat keimanannya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya,” Bukhari. Di sisi lain, musibah bisa jadi merupakan bentuk teguran agar seorang muslim sadar mengenai dosa-dosanya. Melalui musibah, ia diminta untuk bermuhasabah, melakukan introspeksi diri. Jika memang ada kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, maka ia harus segera bertaubat dan menyesali kesalahannya. Musibah itu dapat dalam bentuk bala besar atau kejadian ringan, mulai dari bencana alam, ditinggal wafat orang kesayangan, terjadi kecelakaan, kehilangan barang, terpeleset jatuh, dan lain sebagainya. Membaca Kalimat Thayyibah Tarji Ketika Tertimpa MusibahIslam mengajarkan kepada umatnya untuk membaca kalimat thayyibah tarji ketika tertimpa musibah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika ia mengalami suatu kejadian buruk. Bunyi kalimat thayyibah tarji adalah sebagai berikut إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ Bacaan latinnya "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râjiun."Artinya “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali." Versi lain dari kalimat thayyibah tarji, sebagaimana dilansir dari NU Online adalah sebagai berikut إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها Bacaan latinnya "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râjiun. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ."Artinya “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.” Dalam bahasa Arab, kalimat thayyibah adalah kalimat yang baik. Sementara itu, tarji' artinya ungkapan kembali. Maksud dari kalimat thayyibah tarji' bahwasanya seorang muslim diajarkan untuk tidak mengumpat, menyalahkan keadaan, ataupun menentang kuasa Allah SWT. Ketika ditimpa musibah, ia tetap berkata baik thayyibah dan mengembalikan urusannya tarji kepada Allah, sebagai bentuk keimanan bahwa Allah SWT yang mengatur segala urusannya di muka bumi ini. Hikmah Mengucapkan Kalimat Thayyibah Tarji' Ungkapan tarji mengandung makna bahwasanya seorang muslim berserah diri atas takdir yang ditetapkan Allah SWT. Hal ini merupakan bentuk nyata dari salah satu rukun iman dalam Islam, yaitu iman kepada qada dan qadar. Hikmah mengucapkan kalimat thayyibah tarji ketika tertimpa musibah, sebagaimana tertera dalam sabda Rasulullah SAW adalah sebagai berikut “Tidaklah seorang hamba terkena musibah, kemudian ia berdoa, sesungguhnya kita kepunyaan Allah Swt dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah pahala dalam musibah ini dan berilah aku ganti yang lebih baik dari padanya. Kecuali Allah Swt akan memberikan pahala dalam musibahnya dan Allah SWT akan memberi ganti baginya yang lebih baik dari padanya,” Muslim. Selain itu, terdapat juga sejumlah hikmah lainnya dari mengucapkan kalimat thayyibah tarji' berikut ini, sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak 2019 yang ditulis Mahdum. Kalimat tarji merupakan bentuk kekhlasan dan tawakkal kepada Allah SWT. Bersabar atas ujian hidup. Mendapat keberkahan, serta diberi pahala atas musibah tersebut. Mendapat rahmat [karunia dan nikmat] dari Allah SWT, sebagai ganjaran atas kesabarannya itu. Mendapat petunjuk dari Allah SWT. Dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Terhindar dari sifat sombong dan angkuh. Baca juga Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Musibah dan Bencana, Termasuk Pandemi 3 Makna Bencana dalam Pandangan Islam Ujian, Hukuman, Azab - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno
Beliauwafat di Kota Thaif di usia 71 tahun. 6. Jabir bin Abdillah 1540 hadis. Sahabat Anshar ini adalah pembela Rasulullah sejak langkah pertama Rasul di Kota Madinah. Seringnya beliau menghadiri majelis Rasulullah di Masjid Nabawi dengan ingatannya yang kuat membuat beliau meriwayatkan banyak hadis.
– Hadist tentang membaca. Wahyu pertama Nabi Muhammad SAW yang diberikan oleh Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril adalah perintah untuk membaca. Tak heran membaca adalah jendela untuk kita bisa mendapatkan ilmu dunia lainnya. Pentingnya membaca juga menjadikan pemerintah Indonesia menetapkan wajib belajar 12 tahun. Tujuannya ialah agar anak-anak di Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak sehingga minimal bisa membaca dan tidak buta tidak hanya buku, novel, koran, atau media elektronik saja, melainkan juga sangat penting membaca Alquran. Tentunya dengan mengawali doa sebelum membaca alquran. Sebab, Alquran adalah sumber hukum Islam dan petunjuk keutamaan, manfaat, faedah, dalil, dan sebagainya mengenai membaca Alquran dan menulis telah banyak dijelaskan di hadist dan dalil shahih. Untuk mempelajarinya silahkan simak pembahasan lengkap di bawah Hadist Tentang Membaca1. Satu Huruf Sepuluh Kebaikan2. Kebaikan Menghapuskan Kesalahan3. Banyak Baca Banyak Ganjaran4. Makin Mulia di dalam SholatKumpulan Hadist Tentang MembacaSimak ulasan lengkap berikut mengenai daftar kumpulan hadist shahih tentang pentingnya mmebaca Alquran dan menulis. Simak ulasan selengkapnya pada pembahasan di bawah berikut Satu Huruf Sepuluh Kebaikanعَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ »Artinya“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍArtinya“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660.2. Kebaikan Menghapuskan Kesalahanإِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِArtinya“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk.” QS. Hud 1143. Banyak Baca Banyak Ganjaranعنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ»Artinya“Tamim Ad Dary radhiyalahu anhu berkata “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468.4. Makin Mulia di dalam Sholatعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْنَا نَعَمْ. قَالَ فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍArtinya“Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Maukah salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta besar?” Kami para shahabat menjawab “Iya”, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Salah seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar.” HR. Muslim.KesimpulanDemikian pembahasan singkat mengenai hadist tentang membaca, hadits tentang membaca al quran terbata bata, hadits tentang membaca sholawat, hadits tentang membaca ayat kursi setelah sholat, hadits tentang membaca surat al ikhlas 10 kali hadits tentang membaca bismillah, hadits tentang membaca dan menulis, ayat dan hadits tentang membaca dan menulis, hadits shahih tentang membaca al-qur’an di kuburanBacaHadist Tentang Manfaat Daun BidaraDaftar Hadist Tentang Jodoh Tidak ke ManaDoa Setelah Membaca Surat Al Fatihah Ayattersebut memberitahukan kepada Rasulullah Saw. bahwa Aisyah adalah wanita suci yang tidak pernah terlibat perselingkuhan dengan Shafwan bin Muaththal sebagaimana yang dituduhkan okeh kaum munafik kepadanya. Sosok yang ditinggal wafat Rasulullah Saw. ketika berusia 18 tahun ini meninggal dunia ketika tahun 57 H. menurut pendapat yang shahih.- Ketika Rasulullah SAW wafat para sahabat dan shahabiyah lah yang memberikan keputusan atau fatwa dengan menggunakan hadist-hadits Rasulullah SAW. Hadits-hadits Rasulullah dipelihara para sahabat laki dan perempuan shahabiyah dengan cara dihafalSahabat yang paling banyak hafal hadi Rasulullah ialah Abu Hurairah dan di golongan perempuan adalah Aisyah istri Rasulullah. Selain istri Rasulullah Aisyah yang banyak hafal hadist, Atikah binti Yazid bin Nufail juga banyak hafal hadist. Atikah adalah shahabiyah yang mulia, keturunan Quraisy, dan saudari Said bin Zaid, salah satu dari 10 orang yang telah dijamin masuk surga. Ibunya Atikah binti Zaid bin Amru bin nufail adalah Ummu Kuraiz binti Al Malik Muhammad bin Hamid dalam bukunya '150 Perempuan Shalihah Teladan Muslimah Sepanjang Masa' menukilkan, di kalangan para perempuan Quraisy, Atikah binti Zaid terkenal sebagai seorang penyair yang fasih. Dia juga pandai berinteraksi dan cerdas. Selain itu, Atikah binti Zaid memiliki paras yang cantik dan pemikiran yang cemerlang. Atikah tidak asing dalam ilmu dan riwayat hadits. Sebab ia hidup semasa tabi'in, masa yang sangat menggiatkan ilmu hadist. Atikah termasuk orang yang mendaptkan ilmu dari mulut para ulama yang mendapaatkan riwayat dari sahabat dan para tabiin senior. Atikah mempunya andil besar dalam periwayatan hadits. Atikah memiliki peran dalam hadits seperti disampaikan Abu Zurah saat menyebutkannya dalam katagori wanita ahli hadist yang fokus dan terdepan dalam bidang hadits."Termasuk orang yang mengajarkan hadis di Syam dari kalangan wanita adalah Atikah,"Sementara Ibnu Sumai memasukkannya dalam kitab Thabaqatnya dalam tingkatan generasi ketiga. Ibn Asakir mengatakan "Muhajir bin Amr bin Muhajir al-Anshar meriwayatkan hadis dari Atikah" Atikah dan para wanita di masanya tak terkejar dalam bidang sajah Atikah lebih jauh wawasannya, lebih banyak memberikan dan lebih tulus dalam membantu orang fakir miskin. Selain itu Atikah juga peka dalam masalah sosial lainnya, ia selalu mengamati kenestapaan yang dialami orang-orang fakir miskin dia melihat kesengsaraan yang mereka fakir miskin alami. Pekerjaan Atikah yang sering dilakukannya adalah, ia selalu memberikan pakaian kepada orang miskin dan menambal luka orang-orang yang sakit saat perang. Atikah tidak hanya berderma atas sesuatu yang kecil dari miliknya semata, tapi ia keluar membawa semua hartanya pada orang-orang fakir eluarga Abu lain Atikah adalah wanita yang hidup di masa tabiin ini paling kuat dalam pemerintahan, sebab ia memiliki mahram laki-laki sebanyak 12 Khalifah. Selain itu, termasuk wanita terhormat di masanya, dalam hal ilmu karena adab dan kemuliaan yang dimiliki hidupnya Atikah selalu memadukan antara semua keutamaan ibadah dalam satu sikap. Atikah, nama yang disematkan kepada adalah nama sebuah daerah di Damaskus yang terletkan di luar pintu masuk Al-Jabiya. Atikah bersama suaminya Abdul Malik bin Marwan hidup bahagia di Istana. Namun selang beberapa tahun Abdul Malik meninggal dunia yang meninggalkan Yazid dan Marwan. Dalam kondisi penuh kecukupan itulah Atikah dibesarkan dan menjalani seluruh kehidupannya di Damaskus. Namun, ini tak membuatnya melupakan kaum fakir misikin. Seperti diriwayatkan dalam buku 101 kisah Tabi'in. Suatu kali suaminya, Abdul Malik, mengusulkan kepadanya untuk menghibahkan hartanya yang berlimpah kepada Yazid dan Marwan, putra-putra mereka. Menurut suaminya, harta Atikah itu akan lebih berguna bagi anak-anaknya yang masih muda dibandingkan untuk dirinya sendiri. Awalnya Abdul Malik mengira istrinya akan menuruti sarannya. Bagaimana pun seorang ibu pasti rela memberi segalanya untuk anak-anaknya. Namun ternyata tidak demikian, Atikah telah memutuskan untuk apa harta yang dimilikinya. Dengan ringan ia mengatakan bahwa anak-anaknya menjadi tanggungan ayahnya dan karena ayahnya seorang khalifah tak ada kekhawatiran kalau mereka akan hidup kekurangan. Kelak, mereka pun akan menjadi khalifah yang berkecukupan secara materi. Maka Atikah memutuskan untuk memberikan seluruh hartanya kepada kepada fakir miskin dari kalangan Bani Sufyan. “Mereka lebih membutuhkan hartaku untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” kata tak bisa berbuat apa-apa karena itu adalah harta pribadi Atikah. Kekayaan saja tak ada apa-apanya dibandingkan ilmu. Sejak belia, Atikah rajin menuntut ilmu. Dia banyak belajar dari banyak ulama, terutama dalam ilmu periwayatan hadits yang pada masa itu memang sedang giat kemudian termasuk wanita tabi’in yang meriwayatkan hadits. Murid-muridnya juga meriwayatkan hadits darinya. Demikianlah, ilmu dan kekayaan seolah berhimpun pada diri Atikah. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini. 385 7 308 339 433 174 223 339